Pada dasarnya, semua manusia terlahir bagai kertas putih
yang kosong. Tinggal bagaimana kelak dirinya akan mengisi lembaran
tersebut, apakah dengan kebaikan atau keburukan? Jadi, sudah dipastikan
lembaran antara aku dan kamu itu sama. Iya, sama-sama kosong dan bersih.
Bedanya terletak pada motif goresan di atasnya, tapi jangan lupakan
peranan takdir. Karena setiap jiwa memiliki rezeki yang berbeda-beda.
Sayangnya, tak semua orang paham akan hal ini. Itulah sebabnya
diperlukan sebuah pemahaman akan garis hidup.
Terlepas dari "fasilitas" hidup dari Tuhan, pernahkah
hidupmu merasa hancur lalu ingin bangkit kembali hanya dengan bekal
serpihan atau butiran kegagalan tersebut? Jika pernah, izinkan aku tuk
mengungkapkan dua kata.
LUSUH dan USANG
Dimana...
Kala mata menjadi sembab, batin terasa sesak, jiwa bak
dijatuhkan ke dalam jurang, fisik mendadak lemas, dan motivasi hidup
yang tersisa hanyalah kata MATI.
Entah harus bagaimana dan seperti apa untuk memulainya
kembali. Belum lagi beberapa orang terdekat merasa terluka. Mereka
sangat kecewa, bahkan mungkin sudah tak ada lagi kata PERCAYA.
MAAF adalah ungkapan yang tersisa di ujung lidah, karena bibir terasa MEMBEKU dan mulut tiba-tiba MEMBISU.
Apakah hidup masih terus berjalan?
Apakah masih ada kesempatan kedua?
Ada, tapi lembaran tak lagi bersih dan putih seperti sedia kala.
Oh Tuhan, maafkan kami yang telah lalai. Ampunilah segala
macam bentuk khilaf, baik yang disengaja maupun tidak. Sesungguhnya
kemudahan hidup ini terlalu berlimpah, sehingga mata batin tersilaukan
karenanya.
Wahai lembaran kosong yang sudah kotor, nikmat Tuhan mana yang telah engkau dustakan?!