Minggu, 30 April 2017

Ayo, Mencuci Pakaian Baru!

http://www.seasite.niu.edu/indodict/picture/cuci.jpg
Kebutuhan fashion yang semula menjadi kebutuhan sekunder bahkan tersier, kini berubah menjadi kebutuhan pokok yang juga harus dipenuhi demi tampil menarik. Belanja produk kosmetik, pakaian, hingga pernak-pernik perhiasan pun memiliki tren setiap waktunya. Berbicara tentang pakaian, apa yang ada di dalam benak Anda ketika mendengar kata pakaian? Pasti jawabannya murah harganya, model atau tren kekinian, dan paling penting baru beli. Menurut Anda, perlukah mencuci pakaian yang baru saja Anda beli? Menurut saya secara pribadi, pakaian baru memang harus dicuci terlebih dahulu. Mengapa? Berikut penjelasan singkat alasan mencuci pakaian baru sebelum digunakan.

SEJARAH DAN PERJALANAN PANJANG

Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Kita tidak pernah tahu secara pasti dan jelas dari mana asalnya baju yang kita beli. Secara garis besar baju bermula dari :
  • Pembuatan benang, dimana benang biasanya terbuat dari tumbuhan kapas atau ulat sutera.
  • Pemintalan benang menjadi kain.
  • Kain diukur, diberi pola, dan dijahit.
Setelah proses pembuatan baju, biasanya akan disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan.

Mulai tahap pemintalan kapas menjadi benang hingga penjahitan, tanpa disadari biasanya masih ada beberapa sesuatu yang menempel pada serat kain tersebut. Seperti unsur zat kimia sisa hasil pengawetan kain atau kotoran dari tempat penjahitan. Lalu proses penyimpanan juga tidak ada yang bisa menjamin kondisi kebersihan baju. Hal tersebut dikarenakan faktor suhu dan kelembaban udara di gudang penyimpanan, sebelum tiba waktunya untuk didistribusikan kepada konsumen.
Saat perjalanan pendistribusian, keadaan justru jauh lebih tidak terkendali. Dimana biasanya alat transportasi pengangkut terpaksa dengan kondisi seadanya, kena panas dan hujan. Bahkan pengangkutan terkadang membutuhkan jasa kuli panggul untuk bisa masuk ke ruangan tempat penjualan. Ketika tiba di tempat penjualan, baju masih harus kembali masuk ke gudang toko untuk didata dan diproses sebelum dijual. Dan kini tibalah pada suatu proses dimana baju akan dipajang untuk dijual kepada konsumen. Kemungkinan yang akan terjadi seperti terkena polusi udara (jika dijual di pasar tradisional atau pinggir jalan), baju jatuh lalu terinjak pengunjung lain, hingga tangan konsumen yang tidak tahu pasti histori kebersihannya.

Itulah sebabnya mengapa baju baru alangkah baiknya dicuci terlebih dahulu. Tujuannya agar mencegah penyebaran penyakit yang berasal dari kuman dan virus yang menempel pada baju tersebut. Hal ini juga dimaksudkan agar kebersihan pakaian tetap terjaga, terutama untuk seorang Muslim atau Muslimah yang dianjurkan menggunakan pakaian yang bersih serta terbebas dari najis dalam bentuk apapun. Tentu gara bisa digunakan juga untuk salat dan enak dipandang.

AROMA KHAS DARI TOKO ATAU KONVEKSI

Bau toko, bau konveksi artinya baju baru beli.
Aroma khas toko atau konveksi baju sering menjadi tolak ukur seseorang mengatakan baju masih baru atau sudah lama. Walau pemilik bajunya sendiri belum tentu baru beli langsung digunakan, bisa saja disimpan dalam lemari terlebih dahulu. Itulah sebabnya mengapa penting mencuci pakaian baru. Selain itu, mencuci baju baru juga bisa sedikit membantu meyakinkan untuk mengatakan "Ini baju lama, mungkin kamu baru lihat aku menggunkannya." Jika teman Anda tidak yakin dengan cara tersebut, artinya memang dia atau mereka diam-diam memperhatikan Anda. :D :)

***

#Kesimpulan :

Alasan mencuci pakaian baru sebelum digunakan justru sangat dianjurkan ketika Anda membeli pakaian dalam. Tujuannya selain agar nyaman digunakan juga demi menjaga kebersihan dan kesehatan. Seperti mencegah penularan penyakit HIV/AIDS, kanker rahim, kanker payudara, maupun penyakit berbahaya lainnya.

Re-post : dhianitha_12

Sabtu, 01 April 2017

Sejarah Sosis


http://www.ayopreneur.com/bisnis-mikro/berbisnis-sosis-jerman-dengan-modal-rp-5-juta
Kata Sosis berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu Salsus yang memiliki arti diasinkan atau diawetkan.
Zaman dahulu, ketika mesin pendingin belum ditemukan. Untuk mengawetkan daging, salah satu alternatifnya adalah dijadikan sosis. Menurut sejarah, pembuatannya dilakukan oleh masyarakat sekitar Babilonia dan Sumaria (sekarang Irak). Diperkirakan terjadi sekitar tahun 300 SM. Ide tersebut berawal dari persiapan untuk masa musim dingin. Dimana pada saat itu merupakan musim paceklik yang berkepanjangan. Mereka mencoba mengawetkan daging dengan mengubahnya menjadi sosis. Pembuatannya pun terbilang masih sangat sederhana. Berbahan daging cincang yang diberi garam serta bumbu, kemudian adonan dimasukkan ke dalam usus hewan.

Pada perkembangannya, sosis menjadi makanan yang mendunia. Bahkan Jerman menjadi negara yang paling mempopulerkannya. Masyarakat negara tersebut menjadikannya sebagai makanan primer. Kemudian sosis masuk ke Indonesia melalui bangsa Belanda. Mereka membawa saucijs (sosis dalam bahasa Belanda) ke tanah air pada zaman penjajahan. Masyarakat pun kesulitan menyebutnya, kemudian menggantinya dengan istilah sosis. Hingga kini, keberadaannya menjadi makanan yang sangat digemari. Bahkan terdapat pilihan berbagai jenis, ukuran, dan rasa.

Sumber : Brosur - SO GOOD Premium Sausage