Rabu, 01 November 2017

Siapakah Aku?

https://scontent-sea1-1.cdninstagram.com/t51.2885-15/e35/22582535_702612256613559_2873208266324705280_n.jpg?ig_cache_key=MTM2MDA3MDU5NDEyMDgwNTIwMA%3D%3D.2
Tak begitu banyak hal yang bisa diandalkan dan dibanggakan dari diriku. Karena merasa tidak memiliki sesuatu yang bisa aku persembahkan kepada siapapun. Tapi, Ibuku meyakini bahwa suatu saat nanti aku bisa sukses sesuai dengan bidang yang diminati. Amin! Di balik rasa bahagia atas doa baik beliau, terkadang aku merasa jika usahaku tak sebanding dengan dukungan yang didapat.
Aku sudah mencoba berbagai cara, termasuk promosi di semua sosial media yang ada. Tapi, lagi-lagi hasilnya nol. Tak ada yang sudi meluangkan waktu, seperti sekedar mengunjungi blogku. Apalagi untuk membuka lalu membacanya. Sehingga kalau pas ada lomba menulis atau sejenisnya yang membutuhkan jumlah suara terbanyak sebagai salah satu syarat wajibnya, maka lebih baik aku mundur sejak awal. Ya daripada menghabiskan tenaga untuk mengupayakan karya, tapi tidak ada yang bersedia membantu memberikan suaranya untukku.
Hal itu sering membuat hidupku bagaikan simbiosis parasitisme. Mereka hanya meminta suara dariku, kemudian tidak mau memberikan suaranya kepadaku. Jadi hanya mereka yang berhak mendapatkan suara, sedangkan aku tidak. Harapannya adalah kita bisa saling mendukung, ada timbal balik yang baik. Tapi, pada kenyataannya tidak semanis dan semulus ekspektasi. Ya sudahlah, lebih baik aku harus tetap menjadi diri sendiri serta bersyukur atas keadaan ini. Terima kasih untuk teman-teman yang sudah bersedia memberikan suaranya kepadaku. Kalian akan selalu aku kenang sebagai bagian dari perjalanan penting dalam hidupku. Sukses selalu untuk kita, semoga bisa tetap menjalin hubungan maupun komunikasi yang baik sampai seterusnya.

Selasa, 31 Oktober 2017

4 Golongan yang Seharusnya Pantang Membisu

https://hypnosisplymouth.files.wordpress.com/2016/03/fears-and-phobias1.jpg
 Di zaman modern dan serba cepat ini, semakin hari semakin banyak kejahatan yang terjadi di sekitar kita. Dimana banyak pihak yang menganggapnya wajar. Hal tersebut disebabkan oleh tuntutan hidup yang begitu keras, sehingga persaingan antar manusia dengan sesamanya menjadi begitu ketat. Bahkan, beberapa survei telah mencatat bahwa sebagian besar korban adalah orang-orang terdekat. Entah itu anak kandung, anak tiri, anak angkat, saudara, tetangga, maupun teman sebaya. Kendati demikian, tak sedikit di antara mereka justru enggan untuk menceritakan atau melaporkan kepada pihak terpercaya agar dapat membantunya.
Pada ulasan blog kali ini, saya akan mengangkat tema tentang kekerasan. Apa yang ada dalam pikiran Anda, ketika mendengar kata "kekerasan"? Sebagian besar di antara kita pasti memiliki persepsi, bahwa kekerasan selalu identik dengan hal-hal yang berhubungan dengan penganiayaan atau kontak fisik. Seperti pemukulan, pengeroyokan, perampokan, dan lain sebagainya. Tapi pada kenyataannya, kekerasan sejatinya meliputi dua hal yaitu kekerasan secara fisik maupun psikis. Berikut macam-macam jenis kekerasan beserta penjelasannya menurut pengalaman, pemahamanan, serta pendapat saya.
Bullying ala Sinema
https://bullyingnoway.gov.au/WhatIsBullying/PublishingImages/types-of-bullying.png
Kita pasti pernah menonton film atau sinetron yang di dalamnya terdapat adegan bullying yang seharusnya tidak pantas ditiru oleh siapapun. Dimana pelakunya adalah orang yang dianggap kece, kuat, bahkan mungkin anak orang berada yang hidupnya serba berkecukupan. Sedangkan korbannya selalu pihak yang berpenampilan culun atau cupu, penyandang disabilitas, hingga mereka yang memiliki ekonomi menengah ke bawah. Di dalam sinema tersebut, rata-rata pelaku selalu mengolok-olok serta mengerjai si korban habis-habisan. Sayangnya, perlakuan tidak menyenangkan tersebut juga kerap terjadi di sekitar kita. Walau terkadang cara melakukannya tidak terlalu dramatis nan berlebihan seperti sinema.
Beberapa waktu yang lalu, sempat beredar video bullying yang dilakukan oleh sekelompok pelajar. Parahnya, video tersebut tersebar di dunia maya dan menjadi trending topic. Sebagian besar dari kita mengecam para pelakunya, tak terkecuali kepada pihak yang telah merekamnya. Bukannya menjadi penengah, tapi malah tega mengabadikannya dalam bentuk video berdurasi sekian menit. Bahkan, beberapa pihak melaknat setiap tindakan bullying sebagai bentuk premanisasi terselubung pada suatu instansi.
Kalau boleh mengajukan beberapa pertanyaan, apa sih manfaat dan kepuasan dari tindakan bullying? Secara pribadi, saya rasa tidak ada. Karena menyebabkan kesenjangan sosial serta trauma yang berkepanjangan. Lalu, apa keuntungan sang videografer merekam tindak bullying? Selain hanya bisa menghabiskan memori penyimpanan data? Sayang sekali kalau kapasitas memori penyimpanan data hanya digunakan untuk merekam video yang tidak memiliki faedahnya sama sekali. Kan masih bisa digunakan membuat konten bermanfaat lainnya.
Berbicara tentang bullying ala sinema, rata-rata si korban tak pernah mengungkapkan kepada siapapun. Jika dirinya telah menjadi korban tindakan yang tidak menyenangkan tersebut. Alasannya adalah mereka tidak mau memperpanjang masalah, diam adalah emas, bahkan terkadang bullying akan terus diterima sampai si korban menarik kembali laporannya. Karena bagi sang pelaku, apabila korban melapor maka akan dianggap sebagai orang yang lemah tak berdaya. Padahal, melaporkan tindakan bullying sangatlah penting. Agar korban segera mendapat perlindungan dari pelaku yang kerap mengganggu hidupnya.
Kekerasan Seksual
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBVq7AFPES51LAtbvTbovHbElXlx4aMFqCHG901zcyYjJW7KZLV0LCRBEXCEK2elH2YOdIiKFI2hHkMz4bZIVDZDpy5HTwnNeNWL-osEZwQF_sm32av1tKY_0w9v6U7mOr7uD9KD6joteo/s1600/Info+Kekerasan+seksual+copy.jpg

Kasus kekerasan seksual merupakan kasus yang tak pernah lekang oleh waktu, bahkan menjadi masalah yang sangat serius pada setiap negara. Dimana permasalahan tentang hubungan seks sudah terjadi sejak manusia pertama ada di muka bumi. Apalagi di zaman sekarang, kehadirannya justru menjadi sesuatu yang tak lagi tabu dibicarakan di muka umum. Bahkan, tak sedikit pula orang-orang terdekat kita menjadi korban pemerkosaan dan pelecehan seksual. Mirisnya lagi, rata-rata korbannya adalah perempuan serta anak-anak. Mungkinkah, manusia yang sudah mengenal agama maupun norma akan kembali seperti zaman jahiliyah? Menjadi makhluk primitif, bertindak layaknya binatang?
Jika kita menelisik kondisi masyarakat Indonesia saat ini, sepertinya korban tidak mau angkat bicara karena musibah yang menimpa mereka dirasa sangat memalukan untuk diceritakan. Takut aibnya akan menjadi bahan obrolan yang kurang pantas didengar, kemudian dikucilkan di lingkungan masyarakatnya. Secara pribadi, saya memang mengakui bahwa masyarakat kita masih banyak yang senang membicarakan keburukan orang lain di belakang. Mengingat masyarakat zaman sekarang tidak bisa membedakan mana dan bukan masalah yang pantas untuk dikonsumsi oleh publik. Sehingga, membuat mereka mengambil langkah untuk lebih baik diam daripada menjadi bahan obrolan. Padahal kalau korban bersedia melaporkan tindakan yang termasuk dalam perbuatan tidak menyenangkan tersebut, maka pelakunya akan segera dicari dan harus dijebloskan ke dalam jeruji besi sambil diberi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Selain itu, korban juga bisa segera mendapat penanganan trauma dari ahlinya.
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
http://mediad.publicbroadcasting.net/p/kunr/files/201503/Domestic_Violence.jpg
Sebagian besar masyarakat Indonesia mengartikan kekerasan dalam rumah tangga berwujud pemukulan dan sejenisnya kepada pasangan, anak, maupun anggota keluarga lainnya. Padahal kekerasan tersebut meliputi dua hal, yaitu kekerasan secara lahir dan batin. Membahas tentang KDRT, saya banyak belajar pengalaman tersebut dari orang-orang yang ada di sekitar. Kalau kekerasan berupa batin, alangkah baiknya diselesaikan secara kekeluargaan. Apabila dirasa masih tidak bisa, mungkin jalan satu-satunya dengan melibatkan pihak-pihak yang bersangkutan seperti pemuka agama maupun pengadilan. Tapi jika sudah menyangkut tentang fisik, sebaiknya harus segera melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Apalagi kekerasan secara fisik yang jika dibiarkan akan mengancam keselamatan nyawa si korban. Karena secara hukum, kekerasan fisik bisa masuk dalam ranah tindak kriminal. Mengingat kasus KDRT sendiri bisa berupa pembunuhan, penganiayaan, dan lain sebagainya.
Saya juga sering mendengar alasan korban KDRT yang enggan melaporkan tindakan tersebut kepada pihak yang berwajib, salah satunya adalah karena masih sayang kepada pelaku. Dimana terkadang sang pelaku merupakan tulang punggung keluarga, sehingga keberadaannya masih sangat dibutuhkan oleh korbannya. Sekalipun si korban harus berkali-kali mengelus dada menghadapi perlakuan kasar pelaku. Secara pribadi, saya juga pasti akan merasa dilema jika berada di posisi korban. Tapi, bagaimana pun juga harus tetap dilaporkan agar pelaku mendapatkan efek jera atas hal yang telah dilakukannya.
Menggandaikan Gadis
https://www.expats.cz/content_files/2887/trafficking.jpg
Semua manusia di muka bumi memiliki hak asasinya. Sayangnya, sejak dahulu hingga sekarang pelanggaran HAM masih marak terjadi. Mulai dari memilih agama yang akan dianut, mendapat pendidikan yang layak, hingga hidup tenang dan damai. Pelanggaran HAM yang akan saya bahasa adalah sesuatu yang kerap terjadi serta dialami oleh masyarakat pedesaan bahkan tidak menutup kemungkinan bisa juga terjadi di perkotaan, yaitu hak untuk menentukan jodoh atau pasangan hidup. Sekilas memang terdengar aneh nan nyeleneh, tapi begitulah kenyataannya.
Menggandaikan gadis atau anak perempuan yang masih perawan, agar menikah dengan rentenir dan sejenisnya. Demi melunasi hutang-hutang orang tua atau keluarganya. Padahal setiap gadis berhak memilih siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya. Pernikahan yang dilakukannya dengan terpaksa seharusnya bisa, bahkan harus dilaporkan. Karena menurut saya, hal tersebut sudah melanggar ketentuan HAM. Karena secara tidak langsung, kejadian tersebut dapat dikategorikan sebagai perdagangan manusia, khususnya wanita.
Kendati para korban memilih untuk tutup mulut, tapi alangkah baiknya sebagai orang terdekat atau masyarakat sekitar agar lebih peduli terhadap mereka. Caranya dengan mengenali tanda-tandanya. Seperti mengalami luka atau sakit pada bagian tertentu, lebih sering mengasingkan diri dari keramaian, hingga perubahan sikap secara drastis. Dimana awalnya korban senang bercerita maupun berbicara dengan orang di sekitarnya, mendadak berubah menjadi pendiam. Hal-hal tersembunyi inilah yang membuat pemerintah membentuk Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Tujuannya adalah melindungi dan menyelamatkan orang yang ada di sekitar kita melalui kampanye #DiamBukanPilihan. Sehingga, mari bersama saling bergandengan tangan. Membentuk barisan serta bersinergi dengan LPSK, demi menekan jumlah korban yang terus bertambah setiap harinya.

Sabtu, 30 September 2017

Rezeki Tak Mengkhianati Pemiliknya

http://waspada.co.id/wp-content/uploads/2015/07/cuaca-hujan-660x330.jpg
 Rezeki adalah bingkisan khusus dari Tuhan yang tak nampak, tapi dapat dirasakan kehadirannya. Suka dan duka kehidupan merupakan sesuatu yang patut kita syukuri. Tak lupa pula untuk selalu mengucapkan terima kasih, walau mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkan. Jika ingin terus menemukan sesuatu yang baik dari-Nya di hari esok, jangan pernah lupa beribadah. Karena Dia sangat suka kepada hamba yang dekat melalui doa-doa uang dipanjatkan setiap saat.
Berbicara tentang rezeki. Setiap makhluk hidup sudah pasti memiliki bekal spesialnya masing-masing. Dimana antara makhluk yang satu dengan lainnya tidak sama. Jadi, sudah dipastikan tak akan pernah tertukar. Hanya saja mungkin bukan yang terbaik atau belum waktunya untuk diberikan.
Selain itu, tak ada satu pun makhluk hidup di dunia ini yang akan berlapang dada ketika dianggap sebagai pembawa sial. Karena hal yang tidak dikehendaki tersebut bukan datang dari sesama ciptaan-Nya. Tapi, sesungguhnya berasal dari dirinya sendiri. Maksudnya adalah bergantung dari amal ibadah dan perbuatan. Bahkan, kesialan juga bisa datang dari doktrin atau sugesti terhadap sesuatu. Misal terlalu percaya akan ramalan (Kartu Tarrot, Zodiak, Shio, garis tangan, atau sejenisnya), percaya akan adanya makhluk penolong lain selain Tuhan (kepercayaan animisme maupun dinamisme), dan lain sebagainya. Membuat 'mind set' masyarakat pun menjadi percaya akan ramalan. Dimana kesialan yang terjadi secara tidak sengaja membutakan akal sehat kita. Sehingga, mulai sekarang STOP melakukan diskriminasi terhadap kaum yang sering dianggap sebagai pembawa masalah serta petaka.

Selasa, 05 September 2017

Lambemu, Dik!

https://sd.keepcalm-o-matic.co.uk/i/keep-calm-and-menengo-lambemu.png
Sebuah judul yang sangat mengejutkan. Terdengar sedikit kasar di telinga hingga menusuk ke hati. Tapi, begitulah adanya. Masih berbicara tentang anak tetangga yang menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan tetangga sang pelempar batu sembunyi tangan. Jujur secara pribadi, aku sudah merasa anak itu tidak dapat dipercaya lisannya. Karena setiap ucapannya tidak pernah sama, antara hari ini dan esok. Kalimat-kalimat yang keluar dari bibirnya adalah kemunafikan, kepalsuan, kebohongan, dan sejenisnya. Demi menutupi kesalahan yang telah diciptakan oleh dirinya sendiri. Hal tersebut dilakukan demi mengamankan diri dari sebuah kesalahan. Teman atau orang lain yang ada di sekitarnya, khususnya saat kejadian akan selalu tertuduh sebagai pelaku. Memaksa siapapun yang ditujuk untuk selalu berlapang dada. Padahal di dalam hati ingin melayangkan pukulan keras bertubi-tubi di muka sok imut nan tampan. Ini sudah lebih dari batas wajar. Si doi perlu diberi pelajaran tentang tata cara berkata jujur.

Jika bukan karena menjaga nama baik dengan tetangga, mungkin aku sudah melakukan perhitungan kepada dia. Tak peduli siapa dan apa profesi orang tuanya. Karena kejadian itu sudah berulang kali. Membuat resah tetangga yang lainnya, sedangkan si doi hanya diam saja. Pura-pura tidak tahu masalah ini. Padahal sebenarnya dirinya sendiri yang menjadi dalang di balik membludaknya jumlah sahabat bulu secara drastis.

Minggu, 03 September 2017

Anak Tetangga yang Menyebalkan!

http://www.temakita.com/wp-content/uploads/2017/01/orang-bermuka-dua.jpg
Memiliki tetangga baik merupakan impian setiap orang. Tapi, sepertinya itu sedikit sulit untuk dilakukan. Mengingat sifat dan karakter manusia sangat berbeda-beda. Aku punya tetangga yang sangat menyebalkan. Kebetulan yang sedang bermasalah dengan diriku adalah anaknya. Jujur, diri ini tak menyukai kebiasaan buruk yang bisa dikatakan meresahkan sekitarnya. Termasuk keluargaku yang selalu menjadi target sasaran hobi gilanya.

Dia suka mengambil kucing-kucing dari jalanan. Sayangnya, sang ibu tidak menyukai binatang berbulu tersebut. Tapi, suka menitipkan secara ilegal di depan rumahku. Sudah berkali-kali anak laki-laki itu melakukan, bahkan sudah berkali-kali pula keluargaku mengingatkan. Untuk tidak membuang kucing-kucing bukan pada tempatnya. Sepertinya anak ini memang "ndableg", sudah dibilang masih mengulangi perbuatan gilanya. Otomatis mengganggu daerah kekuasaan keluarga bulu milikku. Yap! Mereka pun sering bertengkar hanya gara-gara berebut makanan. Terpaksa, mau tidak mau harus ada peringatan keras kepadanya. Agar tidak begitu terus. Kalau perlu, dilaporkan kepada orang tuanya. Walau keduanya tidak tahu bagaimana kelakuan si anak. Setidaknya, sang empunya buah hati harus tahu. Jika si doi suka buang makhluk hidup sembarangan. Dikira rumah tetangga sebagai tempat penitipan atau pengasuhan kucing lokal?

Padahal para "meong" datang ke rumahku dengan sendirinya. Aku dan keluarga tidak pernah membawa seekor pun dari jalanan. Mereka datang secara tidak sengaja. Mungkin karena tempat sampah di depan hampir tidak pernah sepi dengan harta karun. Dimana Mama sering masak lauk berupa ikan-ikanan, seperti ikan laut dan tawar. Aku tahu, mereka memang sangat suka ikan goreng yang digoreng dengan kering serta gurih.

Berbicara tentang penistaan kaum kucing di rumahku, si anak tetangga ini terbilang kejam. Karena sering membawa anak kucing tanpa induk, bahkan jenis ras milik tetangganya yang berada di perumahan lain pun turut dibawa. Karena di lehernya terdapat kalung lonceng, jadi sudah pasti memiliki tuan. Lebih parahnya lagi, dia taruh sahabat bulu di depan pagar saat keadaan sekitar rumah terlihat sepi. Tapi, aku serta beberapa orang lainnya sudah sering melihat secara langsung kalau memang dia pelaku pembuangan hewan kesayangan Rasulullah. Walau pada kala itu tidak sempat diabadikan dalam bentuk foto maupun rekaman video. Berharap besok jangan sampai kecolongan untuk yang ke sekian kalinya.

Jumat, 01 September 2017

Cat's Story - Induk Bulu yang Manja

Maggie, si kucing cantik ^_^
Maggie, begitulah aku memanggilnya. Kucing betina yang hidup di jalanan. Mengais rezeki dari beberapa rumah, tempat sampah, hingga lokasi yang diyakini dapat melepas rasa lapar sekaligus dahaga. Badannya kurus dengan tatapan mata yang memelas. Manja! Sungguh sangat bersahabat dengan manusia seperti aku. Sayangnya, dia terlalu galak dengan induk bulu yang sudah lama menjadi bagian dari keluargaku. Geram? Iya, tapi tidak lagi. Ketika secara nyata, mata menyaksikan sendiri anak-anak yang sedang diasuh bahkan disusui olehnya. Yap! Dia punya keturunan sebanyak 3 ekor dan belum diketahui jenis kelaminnya. Mana yang jantan maupun betina.
Mereka adalah buah hati Maggie yang sedang tidur pulas di dalam kotak kardus :)
Rasanya, aku ingin mengadopsi mereka. Lagi-lagi, kendala di rumah adalah  sudah terlalu banyak anggota bulu yang hidup bersama kami. Tapi, sebisa mungkin mengupayakan kesejahteraan mereka. Agar hidup layak, sebagaimana kucing yang setiap hari bisa mendapat perhatian dari manusia. Oh, Maggie! Maafkan diriku yang pernah marah bahkan mungkin bersifat kasar kepadamu. Sebenarnya tak pernah sedikit pun terbesit rasa benci sedikit pun kepada kaum "meong". Sesungguhnya, di dalam hati ada rasa ingin mendamaikan penghuni kerajaan kami. Kendati menyatukan perbedaan itu bukanlah perkara yang mudah. Semoga manusia ini bisa memberimu penghidupan yang layak serta sesuai dengan standar dunia pecinta hewan peliharaan.
Maggie dan ketiga anaknya, mereka hidup sengsara akibat ulah anak tetangga :'(
 • Catatan :
  1. Kisah dari seekor kucing lokal betina yang mencari makan hingga ke rumahku. Ceritanya tidak sengaja memberi makan. Tapi, ternyata dia malah asyik tinggal dan bisa dikatakan ingin menetap selamanya.
  2. "Maggie" dibaca "Megi", panggilan tersebut merupakan nama pemberian adik
  3. Kini Maggie kehilangan anak-anaknya, karena anak tetangga yang tidak bertanggung jawab tersebut membuang ketiganya tanpa sang induk.

Kamis, 31 Agustus 2017

Kita : Padamkan Suluh Nostalgia

https://d2v9y0dukr6mq2.cloudfront.net/video/thumbnail/rIe-mKXMlivvex0bx/man-in-a-hood-extinguish-the-burning-candle-by-blowing-on-it_b1rettxze_thumbnail-small01.jpg
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Itulah KITA. Terhubung dalam suatu tempat. Terpecah karena seseorang. Bukan bermain hati di balik genggaman jemari, tapi dikacaukan dalam sebuah situasi yang rumit. Berdebat satu sama lainnya, kemudian saling menjauh dan hilang kabar.

Kata "maaf" sudah berulang kali terucap. Kalimat "semua ini sudah terlanjur terjadi" menjadi kode perpisahan. MENIKAH sebagai media penghilang jejak. Ikhlas di lisan, namun perih di hati. Mati rasa!

Ketika kau berjalan menjauh kemudian menghilang, aku masih terjebak dalam gerbang masa lalu. Terpenjara sepi bersama kenangan. Banyanganmu hanya lewat sepintas, di depan cermin maupun jendela setiap perjalananku. Sapaan itu masih sering mampir dalam bunga tidur. Seolah-olah ingin memastikan, apakah salam ini sampai atau tidak kepada penerimanya? Tenang saja, karena memang sudah sampai tepat waktu. Hanya saja, bukan momen yang baik.

Padamkan suluh nostalgia! Agar aku bisa kembali bernafas lega seperti dulu, tanpa dirimu lagi. Tak perlu mengupayakan amnesia, jika waktu selalu berhasil menggerusnya secara perlahan. Sketsa indah di antara kita memang harus hilang. Berakhir di pembuangan bagian terburuk dalam hidup. Sekali pun kamu pernah mengisi di dalam ruang kosong kehidupan.

Terima kasih dan maaf untuk semuanya, baik yang disengaja maupun tidak. Luar biasa, karena sudah menghentikan aliran komunikasi yang terjalin selama beberapa waktu lalu. Jangan segan membuang muka ketika bertemu kembali. Silahkan pura-pura tidak kenal jika berpapasan. Karena saat kita kembali berhadapan langsung, maka hindari kontak mata. Agar tak mengundang pertanyaan, "apa kabar?" yang akan disertai dengan senyuman rindu.

Selasa, 01 Agustus 2017

Aku : Ingin (Segera) Pulang (?)

http://padangmedia.com/wp-content/uploads/2016/03/pemakaman-umum-di-jakarta.jpg
Dinamika pergerakan hidup begitu rumit dan melelahkan. Tak sedikit pula yang mengeluhkan pergerakannya. Semakin hari bukan semakin baik, tapi bergerak menuju pada tanda-tanda akhir zaman. Manusia saling berebut sesuatu yang jumlahnya semakin terbatas. Bahkan, hal yang lebih buruk lagi adalah menghalalkan segala cara. Kemudian diiringi dengan sikap egois nan apatis terhadap sesama.

"Aku iri kepada mereka. Iya, mereka. Mereka yang telah berpulang dan abadi dalam kenangan."

Ini (mungkin) terdengar (sedikit) gila, tapi itu fakta. Terkadang aku berpikir, mengapa yang berpulang lebih dahulu rata-rata orang yang memiliki catatan hidup baik? Sebut saja mereka sayang keluarga (istri, anak, orang tua, sanak saudara), setia kawan, orang yang rajin (di sekolah, kampus, tempat kerja), senang membantu sesamanya, dan sejenisnya. Jika diperhatikan lagi, apa mungkin itu salah satu tanda semakin menuju ke akhir zaman? Tak ada maksud menggurui maupun menakut-nakuti, tapi guru agama (Ustadz/Ustadzah) sudah menjelaskan tentang hari akhir tersebut. Dimana kelak akan banyak orang menyembah selain kepada Tuhan, saling menyakiti sesamanya, tidak peduli kepada kebenaran, fitnah muncul dimana-mana, serta hal paling parah adalah sering terjadi bencana alam.

Terlepas dari tanggung jawab di alam kubur hingga hari pembalasan pada kehidupan yang lebih abadi, sepertinya "lebih enak" menjadi orang yang sudah meninggal dunia. Mereka tidak lagi merasakan betapa mengikisnya keadilan di muka bumi, tersudutnya kebenaran, bahkan terkuburnya rasa toleransi kepada sesamanya. Belum lagi semakin banyak (muncul) role model tanpa "dasar teori" yang (cukup) kuat, untuk menjadikan generasi berikutnya semakin menuju ke lembah kehancuran suatu negara. Padahal generasi terdahulu sudah mengajarkan agar meneliti terlebih dahulu sebelum berbuat sesuatu, apakah itu baik atau buruk? Memastikan segala hal yang dilakukan membawa manfaat dan berkah, karena kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Sang Pemilik.

Untuk kalian yang "masih" memiliki jiwa malaikat, sudahkah kamu berbuat baik untuk hari ini dengan ikhlas karena Tuhan?

Senin, 31 Juli 2017

Dukungan + Beli Karya = Apresiasi

http://marketeers.com/wp-content/uploads/2016/05/IXR0Hv_yekei44dydqaqupeqwqh.jpg
"Ciieee, ada yang baru publikasi karya nih! Mau dong karya kamu, tapi gratis ya. Kan kita sudah berteman lama, kok ya tega ngasih tarif ke teman sendiri?"

Menurutku 'spesies' seperti itu termasuk ke dalam golongan tukang palak, begal, rampok, bahkan preman. Bahasa asingnya "nodongan", sedangkan bahasa gaulnya "minta barang gratisan". Tapi, caranya halus sekali. Nah loh, kok ya tega sama teman sendiri seperti itu?

Berkarir di industri kreatif termasuk bukan perkara yang mudah, karena seseorang dituntut menjadi pribadi yang berkarya dengan ide anti mainstream. Mampu menangkap peluang yang ada dengan baik, tanpa menyinggung dan menyakiti pihak tertentu demi menjaga nama baik. Bahkan, setiap pekerjaan di muka bumi ini selalu memiliki sisi gelap maupun terangnya masing-masing. Ya, ada konsekuensi yang harus diterima oleh pelakunya. Jadi, lupakan persepsi "pekerjaan kamu tuh enak banget ya" hanya karena melihat "hasil akhirnya" saja.

Berbicara tentang kreativitas, membeli karya sang kreator itu sama seperti memberi apresiasi kepadanya. Lebih tepatnya memberi suntikan semangat. Layaknya vitamin yang memang sedang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Mengapa? Karena dengan membeli, kita sudah termasuk mendukung "keberadaan" sesuatu yang dihasilkan. Mengingat berkarya tak semudah membalikkan telapak tangan. Sedangkan si empunya (pasti) akan merasa bahagia, ketika ada seseorang membeli karyanya tanpa menawar dengan harga yang (terbilang cukup bahkan sangat) sadis. Ketahuilah, jika menghasilkan sesuatu bukan dilakukan tanpa modal alias gratis. Belum lagi hitungan "harga" tenaga yang telah dikerahkan, dicurahkan, maupun dikorbankan. Tapi, kreator sejati jarang menghitungnya. Karena dia menganggap berkarya adalah bagian dari perjuangannya, demi menuju kepuasan atas kinerja yang telah dilakukan dalam waktu sekian lama.

Berjanjilah kepada diri sendiri, mulai sekarang STOP minta GRATISAN kepada teman yang memiliki karya. Seharusnya, sebagai teman yang baik harus memberi harga selisih sedikit lebih mahal dari pasaran. Ya, beda tipis sekitar satu atau dua sen dari harga jual di pasar sangat berarti bagi mereka. Karena dengan begitu, hasilnya bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Apa ya kamu tega sama teman sendiri, mengemis secara terselubung?

Yuk, kasih kawan kita "suplemen makanan" agar lebih "gesit" dalam berkarya!

Karena pada hakikatnya, memberi lebih baik daripada meminta (baca : lebih baik tangan di atas daripada di bawah).

Sabtu, 01 Juli 2017

Aspal Panas

http://tribratanews.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/01/34motor-ditabrak.jpgtabrak.jpg
Ketika sedang "bergaul" di perjalanan menuju suatu tempat atau kembali pulang. Sebagian besar penggunanya memiliki hati tak tenang saat berkendara. Dimana sudah jelas terlihat dari gaya mengemudi. Mereka identik dengan sikap kasar, pemarah, nekat, perusak, dan tukang pamer. Walau demikian, ternyata masih ada kaum yang tidak memiliki sikap "kesetanan" seperti itu. Sehingga, angka kecelakaan di jalanan selalu merangkak naik setiap detiknya. Korbannya pun rata-rata berusia produktif seperti pelajar, mahasiswa, hingga pekerja. Padahal di rumah ada yang sedang menunggu kedatangan kalian.

Untuk kalian yang masih "sayang" sama nyawa sendiri, sudah saatnya kita berubah menjadi lebih baik. Jadilah pelopor keselamatan dengan memperbaiki cara berkendara. Taat kepada aturan lalu lintas yang ada.

Jangan hanya bisa dag-dig-dug gara-gara lihat Polisi, lalu berpikir "inilah rasanya cinta" di jalan raya. Padahal penggunaannya bukan hanya dirimu sendiri, tapi ada banyak pihak. Jadi, berhenti 'kesetanan' kalau sedang dalam perjalanan. Perbaiki cara mengemudi atau ikut ke guru spiritual buat mengeluarkan setan, iblis, atau sejenisnya dari dalam tubuhmu!

Jumat, 30 Juni 2017

Aku : LUSUH dan USANG

https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/16/1e/82/161e825b744a8e408cd12b422aecd4c4--prison-doctor.jpg
Pada dasarnya, semua manusia terlahir bagai kertas putih yang kosong. Tinggal bagaimana kelak dirinya akan mengisi lembaran tersebut, apakah dengan kebaikan atau keburukan? Jadi, sudah dipastikan lembaran antara aku dan kamu itu sama. Iya, sama-sama kosong dan bersih. Bedanya terletak pada motif goresan di atasnya, tapi jangan lupakan peranan takdir. Karena setiap jiwa memiliki rezeki yang berbeda-beda. Sayangnya, tak semua orang paham akan hal ini. Itulah sebabnya diperlukan sebuah pemahaman akan garis hidup.
Terlepas dari "fasilitas" hidup dari Tuhan, pernahkah hidupmu merasa hancur lalu ingin bangkit kembali hanya dengan bekal serpihan atau butiran kegagalan tersebut? Jika pernah, izinkan aku tuk mengungkapkan dua kata.

LUSUH dan USANG

Dimana...

Kala mata menjadi sembab, batin terasa sesak, jiwa bak dijatuhkan ke dalam jurang, fisik mendadak lemas, dan motivasi hidup yang tersisa hanyalah kata MATI.

Entah harus bagaimana dan seperti apa untuk memulainya kembali. Belum lagi beberapa orang terdekat merasa terluka. Mereka sangat kecewa, bahkan mungkin sudah tak ada lagi kata PERCAYA.

MAAF adalah ungkapan yang tersisa di ujung lidah, karena bibir terasa MEMBEKU dan mulut tiba-tiba MEMBISU.

Apakah hidup masih terus berjalan?

Apakah masih ada kesempatan kedua?

Ada, tapi lembaran tak lagi bersih dan putih seperti sedia kala.

Oh Tuhan, maafkan kami yang telah lalai. Ampunilah segala macam bentuk khilaf, baik yang disengaja maupun tidak. Sesungguhnya kemudahan hidup ini terlalu berlimpah, sehingga mata batin tersilaukan karenanya.

Wahai lembaran kosong yang sudah kotor, nikmat Tuhan mana yang telah engkau dustakan?!

Sabtu, 03 Juni 2017

Aku dan Sosial Media - Bagian 4. Pribumi vs Bangsa Asing

https://i1.wp.com/www.ydca.fr/wp-content/uploads/social-media-twitter.jpg?fit=700%2C448&ssl=1
Apa jadinya kalau kita sebagai warga Indonesia, tidak memiliki sosial media? Pasti akan ketinggalan informasi, sulit untuk dihubungi, termasuk golongan yang tidak mau bersosialisasi dengan orang lain, dan lain sebagainya. Yap! Mengingat kehadirannya kini telah mengubah kehidupan umat manusia menjadi lebih mudah. Bahkan, ospek serta lomba pengembangan diri pun tak luput dari campur tangan sosial media. Itu artinya, keberadaannya telah memasuki berbagai ranah kehidupan sehari-hari. 

Berbicara tentang jejaring sosial, kalau dibahas memang tak akan pernah ada habisnya. Setiap detiknya selalu ada postingan yang mengandung makna. Inilah yang menyebabkan timbulnya cerita baru bagi para netizen. Menurut beberapa survei dan penelitian, Indonesia termasuk sebagai negara urutan teratas pengguna sosial media. Bahkan, sempat dinobatkan sebagai jaringan yang paling sibuk setiap detiknya serta paling cerewet di dunia maya. Nah loh, kok bisa? Bagaimana tidak? Hampir setiap individu memiliki akun lebih dari satu jenis platform jejaring sosial, sehingga sudah pasti akan mendapat gelar kehormatan tersebut. Apakah kalian bangga? Secara pribadi, aku merasa tidak bangga sedikit pun. Mengingat jumlah orang bercuap-cuap lebih besar daripada pembaca setia konten yang bermanfaat.

Jika dibandingkan dengan bangsa asing lain, khususnya negara maju. Padahal di negara penciptanya, sosial media hanya berfungsi sebagai media menyambung silaturahim. Bahkan, sesekali digunakan sebagai fortofolio pekerjaan atau mengeksplorasi bakat serta minat sang pemilik. Jauh dari kata mengungkap kehidupan pribadi adminnya. Berbeda halnya dengan masyarakat Indonesia, dimana warganya cenderung lebih senang menyiarkan kehidupan sehari-harinya. Walau terkadang sebenarnya sudah termasuk dalam zona privasi seseorang.

Intinya, sosial media merupakan barang langka yang bisa ditemukan dari bule-bule. Mereka rata-rata akan menjawab tidak memiliki, ketika kalian bertanya tentang akun yang dimilikinya. Tapi, terkadang aku geram juga dengan perlakuan orang Indonesia. Dimana cenderung sering memandang sebelah mata saudaranya sendiri. Kalau warga asing tidak memiliki akan dianggap wajar, sehingga tidak dipertanyakan lebih lanjut lagi. Sedangkan, ketika salah satu di antara kita tidak memiliki sosial media pasti akan mendapat kata-kata yang terdengar merendahkan. Misalnya "Ah, nggak gaul!", "Cupu banget sih, tinggal bikin aja apa susahnya sih?!", "Dasar gaptek!", "Hari gini gak bikin? Duh, malu-maluin deh!", dan sejenisnya. Miris!

Jumat, 02 Juni 2017

Aku dan Sosial Media - Bagian 3. Telisik Faedah dan Fungsi Bersosial Media

http://www.socialsuccess.dk/wp-content/uploads/2015/08/Billedrettigheder.jpg
Aku terkadang masih bingung, apa fungsi sosial media bagi masyarakat Indonesia? Kalau manfaatnya sudah jelas. Dimana seseorang bisa terhubung dengan masa lalu serta masa depannya. Bercengkrama melalui cerita dan kumpulan foto nostalgia, bertanya kabar, hingga mengenal wajah baru sebagai relasi sosialnya. Melalui berbagai fitur yang ditawarkan antara platform jejaring sosial yang satu sama lainnya, kita bisa mengenal dunia di luar jangkauan manusia. Keberadaannya pun telah membawa pengaruh yang cukup besar bagi negeri. Bahkan, segala macam informasi maupun kebutuhan tersedia di sana.
 
Terlepas dari kebiasaan bersosialisasi, kegunaannya kini justru mulai memasuki ranah "pamer". Karena hampir segala kegiatan yang dilakukan maupun sesuatu yang dimiliki oleh si empunya, kini bisa dibagikan mulai bangun hingga tidur kembali. Atmosfernya sendiri ternyata sudah merebak ke semua lapisan masyarakat, entah mereka yang memiliki status sosial sampai warga biasa-biasa saja. Bahkan, hampir semua kalangan kini memiliki akun sosial media. Entah akun asli miliknya, palsu sebagai media memuaskan rasa ingin tahu akan sesuatu, menjadi salah satu modal melakukan tindak kejahatan, serta sebagai media promosi (usaha, kampanye, sosialisasi, dan sejenisnya). Mengingat jumlah akun palsu dari negara kita terbilang cukup banyak. Rata-rata pemilik yang ketahuan melakukan penyalahgunaan mengaku hanya keisengan belaka. Berdalih hanya coba-coba, ikutan teman, dan untuk hiburan semata. Padahal, tanpa mereka sadari berdampak negatif bagi image bangsa.

Tulisan ini juga sebagai media introspeksi diri. Karena secara tidak langsung, terkadang aku sama seperti penggunaan lainnya. Ingin mengabarkan sesuatu tentang kegiatan maupun kehidupanku. Tanpa disadari, ternyata di dalam hati terbesit rasa pamer yang terselubung. Tapi, semoga itu bisa disembuhkan sebelum berjalan terlalu jauh hingga menjadi kepribadian yang menahun. Mumpung "waras", jadi tidak ada salahnya untuk menulis pemikiran sehat. Tujuannya agar bisa dibaca kembali, ketika dirasa lapar dan haus akan tulisan dari otak yang masih bisa berpikir secara rasional. Sebelum besok kembali menggila lagi, akibat terkontaminasi oleh lingkungan sekitar. Mari kita perbaiki cara menggunakan sosial media secara bijak. Karena tidak semua yang dimiliki adalah sesuatu yang layak untuk dipublikasikan secara umum. Jangan sampai apa yang diunggah justru mengundang niat buruk pengguna lain. Selamat bersosialisasi!

Kamis, 01 Juni 2017

Aku dan Sosial Media - Bagian 2. Pencitraan Diri

https://www.instagram.com/dhianitha_12/
Ternyata benar apa kata guru-guruku, khususnya guru agama. Dunia maya hanya akan melihat kita dari sisi atau bagian yang terlihat saja, sedangkan perjuangan di balik itu selalu terabaikan. Hal tersebut bukan semata-mata beliau iri, tapi memang sudah terbukti nyata. Netizen tidak peduli dari mana asal bahkan silsilah keluarga kita. Karena yang mereka tahu adalah kamu termasuk golongan pantas untuk diajak bergaul. Dimana standar keren, beken, kece, kekinian, dan sejenisnya ditentukan oleh sudut pandang yang begitu mudah dipoles. Foto kualitas baik beserta deretan cerita sukses dibilang anak orang yang tajir, padahal si doi sedang memanfaatkan sosial media sebagai lahan bisnis yang positif. Sebaliknya, foto standar smartphone dengan background sesuai kemampuan sering disindir, tidak mau mengakui kalau itu temannya, hingga tidak mau bergaul dengan alasan takut ketularan miskin. Padahal kaya maupun miskin tidak menular seperti penyakit, sehingga alasan semacam ini sangat fiktif.

Belum lagi, kini semakin banyak pengguna sosial media yang rela melakukan aksi konyol. Mulai melakukan "challenge" atau tantangan berantai, foto di tempat yang tidak logis, hingga membuat vlog (video blogger) di segala situasi tanpa memedulikan keselamatan jiwa mereka. Tujuannya demi mendapat banyak korespondensi serta pujian dari netizen, sehingga jumlah pengikut otomatis akan merangkak naik seiring berjalannya kepopuleran seseorang. Sejatinya masyarakat kita memang senang melakukan sensasi, sekali pun aksi kontroversi tersebut bisa membunuhnya. Lalu, siapa yang rugi? Ya, sudah tentu dirinya sendiri. Karena tak ada lagi yang bisa dilakukan sang admin, untuk terus menghidupkan akun pribadinya.

Berkisah tentang suka maupun duka dari sosial media memang tak pernah ada habisnya. Setiap detiknya selalu ada cerita di balik setiap unggahan kontennya. Secara pribadi, aku masih merasa belum bisa menjadi pengguna yang baik. Tapi, tidak menutup kemungkinan akan terus belajar menjadi pemilik yang baik. Semoga kita termasuk golongan netizen yang bisa memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya. Berteman di dunia maya dan bersosialisasi secara nyata harus sama-sama OK.

Rabu, 31 Mei 2017

Aku dan Sosial Media - Bagian 1. Terkontaminasi Organisasi Masyarakat Radikal

https://www.facebook.com/hittah.dhianitha
Aku mengira dengan memiliki sosial media kehidupan akan berubah lebih baik secara drastis. Tapi, ternyata tidak sama sekali. Justru ada ruang hampa di dalam hati. Entah, bagaimana bisa dan berasal dari mana? Ekspektasi mengatakan, bahwa akan ada banyak teman yang bisa diajak bersosialisasi. Mengingat dunia nyata tak cukup menjanjikan untuk menghadirkan seorang teman yang baik. Sosok kawan yang sesuai dengan harapan. Setidaknya dia mau menerima diriku apa adanya, bukan ada apanya.

Aku pun yakin, jika sosial media pasti mampu menghadirkan kebahagiaan tersendiri. Dimana ada banyak teman yang berbeda-beda dari segala penjuru dunia. Seperti berbeda keyakinan, ras maupun suku, hingga mungkin status sosial. Tapi, lagi-lagi tidak seperti yang dibayangkan. Mereka justru memiliki karakter yang hampir sama dengan wajah-wajah di dunia nyata. Pujian dan jempol atau Love akan mudah dilontarkan, ketika aku menjadi bukan diriku sendiri. Menjadi budak yang dituntut harus selalu sempurna di setiap unggahannya.

Aku juga pernah berurusan dengan golongan yang merasa paling taat beragama. Mereka menghina sambil berteriak KAFIR secara berkelompok hanya karena berbeda pendapat. Membenci atas masalah sepele, yaitu menjelaskan bahwa kaum minoritas tak semuanya bersikap buruk. Pada praktiknya, justru pihak mayoritas yang sering mendzalimi. Merasa jumlahnya paling banyak, sehingga dalam hatinya selalu ingin menang sendiri. Ini bukan dongeng pengantar tidur, tapi kejadian itu memang ada di kolom komentar salah satu platform jejaring sosial. Mengingat aku pernah mengalaminya, menyaksikan secara langsung dalam keadaan sadar. Kalau saudara seiman saja dikatakan TAK BERAKIDAH, bagaimana nasib yang berbeda keyakinan? Padahal sama-sama Warga Negara Indonesia, lha kok mempermasalahkan perbedaan?

Senin, 01 Mei 2017

Instalasi Air Bersih Kebutuhan Rumah Tangga

http://www.aktual.com/wp-content/uploads/2015/06/Efek-Timbal-pada-Pipa-Air-bagi-Sistem-Organ-Tubuh-Manusia.jpg
Di mana ada air, di situ ada kehidupan.
Air merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh makhluk hidup tanpa terkecuali. Uniknya, peradaban kehidupan pada zaman dahulu pun tidak lepas dari peranan air. Dimana para peneliti dan arkeolog pun sering menemukan ada banyak fosil atau hasil sisa makhluk hidup di sekitar sungai. Tak jarang jika di sekitar sungai terdapat banyak kerangka makhluk hidup seperti manusia dan hewan. Bahkan tak sedikit pula para penambang menemukan hasil bumi seperti minyak, gas, dan batu bara. Membahas tentang peran air, kebutuhan air bersih di bumi semakin hari semakin menipis. Banyaknya pencemaran dan penggunaan yang berlebihan membuat keberadaan air bersih mulai sulit dijangkau oleh beberapa kalangan masyarakat. Terlebih lagi saat musim kering atau kemarau tiba. Berikut beberapa jenis instalasi air bersih yang masih bisa didapatkan dan sebagian besar terdapat pada rumah penduduk Indonesia.

AIR SUMUR

Air sumur merupakan air yang bersumber dari dalam tanah, dimana tanah memiliki fungsi untuk menyerap dan menyimpan air hujan. Menjaga ketersediaan air bagi makhluk hidup yang membutuhkannya.

Jenis sumur yang terkenal adalah sumur bor, yaitu sumur yang digali dengan menggunakan alat bor dengan kedalaman yang mungkin sulit ditembus oleh kemampuan menggali manusia. Pada zaman sebelum sumur bor ditemukan, sumur dibuat dengan cara menggali lubang hingga kedalaman sekitar 2 meter. Sejak hadirnya sumur bor, kini kedalaman sumur bisa mencapai 5-7 meter demi mendapatkan ketersediaan sumber air dari dalam tanah.

Kelebihan :
  1. Suhu air bisa menjadi hangat atau dingin, hal tersebut bergantung dari suhu lingkungan tempat sumur berada.
  2. Tidak pernah habis, terlebih lagi ketika musim penghujan.
  3. Bebas dari bahan kimia penjernih air seperti tawas dan sejenisnya.
  4. Jika di rumah juga memasang instalasi PDAM, ternyata air PDAM mati atau mendadak keruh pun bisa menjadi cadangan air untuk keperluan sehari-hari.
Kekurangan :
  1. Ketika musim kemarau berkepanjangan, ketersediaan air di dalam sumur menjadi menipis sehingga sulit menjangkau air. Hal tersebut memerlukan bantuan seperti katrol penimba air dan pompa, baik pompa manual maupun listrik. Tentu saja membutuhkan tenaga ekstra dan aliran listrik untuk mendapatkan air.
  2. Ketika sumur berada di dekat sumber pencemaran, maka tak menutup kemungkinan pencemaran bisa masuk ke dalam sumur tersebut.
    Terlebih lagi jika sumur berada di dekat dengan gorong-gorong yang tercemar, biasanya terdapat kepiting sungai (orang Jawa biasa sebut Yuyu) menggali lubang yang dalam untuk membangun sarang. Ternyata justru melubangi hingga ke sumur kita, membuat air sumur pun ikut tercemar.
    Tips : Kedua kasus tersebut tentu membuat sumur menjadi keruh dan bau, terpaksa kita sering menyiasatinya dengan menggunakan penjernih air seperi tawas dan sejenisnya. Jika ingin tetap mendapatkan air yang bersih dan bebas bau.
  3. Air sumur terdapat banyak endapan, sehingga kurang baik jika digunakan untuk air minum.
    Walau air sumur sudah dimasak hingga mendidih, ternyata masih sering menyisakan endapan. Itulah sebabnya mengapa air sumur kurang disarankan untuk dikonsumsi.
    Tips : Jika terpaksa menggunakannya, pastikan air sumur tersebut tidak tercemar (jernih dan bebas bau). Sebelum dimasak, alangkah baiknya disaring menggunakan kain (lap khusus yang bersih untuk menyaring air) beberapa kali terlebih dahulu agar mengurangi endapan yang masuk dalam tubuh. Selain kain khusus, Anda juga bisa gunakan sistem penyaringan air yang pernah dipelajari saat duduk di bangku SD/SMP pelajaran IPA.

AIR PDAM

Air PDAM merupakan air yang bersumber dari sungai atau sejenisnya lalu diproses oleh perusahaan air minum, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan air bersih siap konsumsi bagi masyarakat.

Informasi : PDAM merupakan singkatan dari Perusahaan Daerah Air Minum, bahkan masyarakat sering menyebut air PAM (Perusahaan Air Minum).

Kelebihan :
  1. Air siap dikonsumsi, masyarakat hanya tinggal memasaknya hingga mendidih. Bahkan ada beberapa terobosan baru, dimana air sudah siap minum tanpa dimasak terlebih dahulu. Hal tersebut tentu sudah melalui proses penyaringan yang canggih, salah satunya adalah penyaringan ultraviolet.
  2. Walau listrik padam, tapi air PDAM masih siap mengalirkan air bersih ke rumah kita.
    Catatan : Sehingga tidak ada alasan untuk tidak mandi. :p :D
  3. Tidak perlu menggunakan pompa manual atau listrik, terlebih lagi saat musim kemarau sekalipun karena ketersediaan air tetap terjaga.
Kekurangan :
  1. Ada waktu dimana pengguna air PDAM sedang ramai, sehingga volume air bisa menjadi sangat kecil.
    Belum lagi ketika ada tetangga atau pipa yang searah dengan rumah kita terdapat pipa bocor, pastinya air PDAM akan dihentikan semantara waktu sampai pengerjaan pipa selesai.
  2. Terkadang air PDAM berbau bahan kimia sejenis tawas. Biasanya hal tersebut terjadi karena air baru selesai dijernihkan oleh pihak PDAM, tapi langsung dialirkan ke rumah-rumah demi memenuhi kebutuhan air bersih.
    Tips : Apabila air akan digunakan untuk keperluan minum, alangkah baiknya diendapkan selama sekitar 15-30 menit agar bau tersebut hilang karena sudah mengendap. Lalu ketika akan diminum, sisakan sedikit air bagian bawah panci atau wadah minum karena sisa tersebut adalah endapan penjernih air. Sekilas memang tidak terlihat, tapi endapan itu ada.
  3. Harganya cukup mahal bagi mereka yang memiliki status ekonomi menengah ke bawah.
    Catatan : Harga mahal setidaknya sudah sebanding dengan ketersediaan fasilitas air bersih yang diperoleh konsumen.
  4. Pada periode tertentu, pihak PDAM sering melakukan pembersihan tangki penampungan air. Biasanya ditandai dengan berhentinya aliran air ke rumah masyarakat, lalu setelah menyala disusul dengan warna air yang keruh alias kecoklatan.
    Tips : Mengingat air PDAM cukup mahal, alangkah baiknya tampung air tersebut di dalam ember atau bak khusus. Ketika sudah kembali jernih bisa digunakan kembali sesuai kebutuhan Anda. Lalu bagaimana yang keruh tadi? Silahkan gunakan untuk menyiram setelah buang air kecil atau besar.
Re-post : dhianitha_12

Minggu, 30 April 2017

Ayo, Mencuci Pakaian Baru!

http://www.seasite.niu.edu/indodict/picture/cuci.jpg
Kebutuhan fashion yang semula menjadi kebutuhan sekunder bahkan tersier, kini berubah menjadi kebutuhan pokok yang juga harus dipenuhi demi tampil menarik. Belanja produk kosmetik, pakaian, hingga pernak-pernik perhiasan pun memiliki tren setiap waktunya. Berbicara tentang pakaian, apa yang ada di dalam benak Anda ketika mendengar kata pakaian? Pasti jawabannya murah harganya, model atau tren kekinian, dan paling penting baru beli. Menurut Anda, perlukah mencuci pakaian yang baru saja Anda beli? Menurut saya secara pribadi, pakaian baru memang harus dicuci terlebih dahulu. Mengapa? Berikut penjelasan singkat alasan mencuci pakaian baru sebelum digunakan.

SEJARAH DAN PERJALANAN PANJANG

Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Kita tidak pernah tahu secara pasti dan jelas dari mana asalnya baju yang kita beli. Secara garis besar baju bermula dari :
  • Pembuatan benang, dimana benang biasanya terbuat dari tumbuhan kapas atau ulat sutera.
  • Pemintalan benang menjadi kain.
  • Kain diukur, diberi pola, dan dijahit.
Setelah proses pembuatan baju, biasanya akan disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan.

Mulai tahap pemintalan kapas menjadi benang hingga penjahitan, tanpa disadari biasanya masih ada beberapa sesuatu yang menempel pada serat kain tersebut. Seperti unsur zat kimia sisa hasil pengawetan kain atau kotoran dari tempat penjahitan. Lalu proses penyimpanan juga tidak ada yang bisa menjamin kondisi kebersihan baju. Hal tersebut dikarenakan faktor suhu dan kelembaban udara di gudang penyimpanan, sebelum tiba waktunya untuk didistribusikan kepada konsumen.
Saat perjalanan pendistribusian, keadaan justru jauh lebih tidak terkendali. Dimana biasanya alat transportasi pengangkut terpaksa dengan kondisi seadanya, kena panas dan hujan. Bahkan pengangkutan terkadang membutuhkan jasa kuli panggul untuk bisa masuk ke ruangan tempat penjualan. Ketika tiba di tempat penjualan, baju masih harus kembali masuk ke gudang toko untuk didata dan diproses sebelum dijual. Dan kini tibalah pada suatu proses dimana baju akan dipajang untuk dijual kepada konsumen. Kemungkinan yang akan terjadi seperti terkena polusi udara (jika dijual di pasar tradisional atau pinggir jalan), baju jatuh lalu terinjak pengunjung lain, hingga tangan konsumen yang tidak tahu pasti histori kebersihannya.

Itulah sebabnya mengapa baju baru alangkah baiknya dicuci terlebih dahulu. Tujuannya agar mencegah penyebaran penyakit yang berasal dari kuman dan virus yang menempel pada baju tersebut. Hal ini juga dimaksudkan agar kebersihan pakaian tetap terjaga, terutama untuk seorang Muslim atau Muslimah yang dianjurkan menggunakan pakaian yang bersih serta terbebas dari najis dalam bentuk apapun. Tentu gara bisa digunakan juga untuk salat dan enak dipandang.

AROMA KHAS DARI TOKO ATAU KONVEKSI

Bau toko, bau konveksi artinya baju baru beli.
Aroma khas toko atau konveksi baju sering menjadi tolak ukur seseorang mengatakan baju masih baru atau sudah lama. Walau pemilik bajunya sendiri belum tentu baru beli langsung digunakan, bisa saja disimpan dalam lemari terlebih dahulu. Itulah sebabnya mengapa penting mencuci pakaian baru. Selain itu, mencuci baju baru juga bisa sedikit membantu meyakinkan untuk mengatakan "Ini baju lama, mungkin kamu baru lihat aku menggunkannya." Jika teman Anda tidak yakin dengan cara tersebut, artinya memang dia atau mereka diam-diam memperhatikan Anda. :D :)

***

#Kesimpulan :

Alasan mencuci pakaian baru sebelum digunakan justru sangat dianjurkan ketika Anda membeli pakaian dalam. Tujuannya selain agar nyaman digunakan juga demi menjaga kebersihan dan kesehatan. Seperti mencegah penularan penyakit HIV/AIDS, kanker rahim, kanker payudara, maupun penyakit berbahaya lainnya.

Re-post : dhianitha_12

Sabtu, 01 April 2017

Sejarah Sosis


http://www.ayopreneur.com/bisnis-mikro/berbisnis-sosis-jerman-dengan-modal-rp-5-juta
Kata Sosis berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu Salsus yang memiliki arti diasinkan atau diawetkan.
Zaman dahulu, ketika mesin pendingin belum ditemukan. Untuk mengawetkan daging, salah satu alternatifnya adalah dijadikan sosis. Menurut sejarah, pembuatannya dilakukan oleh masyarakat sekitar Babilonia dan Sumaria (sekarang Irak). Diperkirakan terjadi sekitar tahun 300 SM. Ide tersebut berawal dari persiapan untuk masa musim dingin. Dimana pada saat itu merupakan musim paceklik yang berkepanjangan. Mereka mencoba mengawetkan daging dengan mengubahnya menjadi sosis. Pembuatannya pun terbilang masih sangat sederhana. Berbahan daging cincang yang diberi garam serta bumbu, kemudian adonan dimasukkan ke dalam usus hewan.

Pada perkembangannya, sosis menjadi makanan yang mendunia. Bahkan Jerman menjadi negara yang paling mempopulerkannya. Masyarakat negara tersebut menjadikannya sebagai makanan primer. Kemudian sosis masuk ke Indonesia melalui bangsa Belanda. Mereka membawa saucijs (sosis dalam bahasa Belanda) ke tanah air pada zaman penjajahan. Masyarakat pun kesulitan menyebutnya, kemudian menggantinya dengan istilah sosis. Hingga kini, keberadaannya menjadi makanan yang sangat digemari. Bahkan terdapat pilihan berbagai jenis, ukuran, dan rasa.

Sumber : Brosur - SO GOOD Premium Sausage

Jumat, 31 Maret 2017

Takut Viral

http://marketeers.com/wp-content/uploads/2016/05/36KHPC_viral.jpg
 ⚠ PERINGATAN
Sebelum membaca konten, alangkah baiknya jika pembaca tidak terlalu sensitif. Karena isi bacaan tersebut merupakan hasil renungan, sehingga hanya menerima diskusi bukan perdebatan. Sesungguhnya, alasan menuliskannya adalah sebagai wadah bertukar pikiran. Bukan mencari musuh atau sejenisnya. Terima kasih dan selamat membaca!
https://chmsoft.com.ua/wp-content/uploads/2016/09/shadow-people-illus.jpg
Ketika sebagian besar masyarakat kekinian berlomba-lomba untuk menjadi viral. Menciptakan sensasi agar masuk dalam deretan trending topic, bahkan mungkin bercita-cita sebagai endorsement atau model endorse suatu produk di sosial media. Lebih menyenangkan ketika bisa menjadi diri sendiri. Apalagi kita memang bukan artis, selebgram, atau sejenisnya. Jadi, masih bisa tetap  menikmati hidup dengan tenang dan damai. Tanpa dikejar-kejar penggemar, dikepoin akun-akun gosip, mendapat penilaian tentang kesempurnaan penampilan dari netizen, dan lain-lain. Sebenarnya, sah-sah saja berprofesi pada bidang entertainment seperti itu. Hanya saja, kehadiran situs jejaring sosial telah mengubah mind set masyarakat akan makna terkenal.

Jika dahulu, terkenal adalah sebutan bagi mereka yang sering lalu-lalang di media massa seperti televisi. Kini, status terkenal pun bisa dimiliki siapa dan dimana saja. Asal memiliki sosial media, rupawan, bisa tampil bak orang berada (walau terkadang palsu, mengada-ada atau ngaku-ngaku, pinjam, dan sejenisnya), super percaya diri, hingga kualitas unggahan (foto atau video) dengan resolusi tinggi serta background yang layak jual. Yap! Sosial media telah mendoktrin kita untuk menjadi sosok sempurna secara virtual. Hal ini yang membuat masyarakat berlomba-lomba untuk menjadi idola dadakan. Melakukan hal-hal yang kadang tidak masuk akal. Tapi, justru sering dinilai sebagai bentuk metamorfosis dari kreativitas. Sekali pun yang mereka lakukan sangat berbahaya. Padahal keselamatan diri sendiri merupakan hal yang paling utama. Bagaimana kalau ternyata aksi tersebut berakhir dengan kecelakaan (cacat fisik) hingga mungkin kematian? Apa yang bisa dipamerkan lagi? Bukan dapat gelar terkenal, malah berakhir tragis.

https://www.smashingmagazine.com/wp-content/uploads/2013/08/viral_app_strategy_mini.jpg 
Berbicara tentang terkenal. Secara pribadi, aku takut menjadi viral. Karena untuk menjadi seorang idola, seseorang dituntut harus bisa memberikan kontribusi dan contoh yang baik kepada penggemar atau pengikutnya. Jujur, aku belum siap untuk itu. Dimana tanggung jawabnya cukup besar. Tidak sekadar dikagumi banyak orang. Mengingat masih banyak kekurangan pada diri ini. Ada banyak role model di luar sana yang lebih baik dari aku, walau memang tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Aku mengakui, bahwa kita tak pernah bisa bebas dari yang namanya khilaf. Kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Alternatifnya, mungkin aku hanya bisa menjadi panutan bagi adik-adikku. Jika memang ternyata kita ditakdirkan menjadi famous, alangkah baiknya menjadi sosok yang rendah hati. Mau membaur dengan sesama, mengakui kekurangan dan kesalahan, serta memberi manfaat bagi sesama. Insya Allah hidup akan terasa lebih bermakna.

Rabu, 01 Maret 2017

Keajaiban Kulit Telur Ayam

http://kerajinantangankita.com/unik/kerajinan-dari-kulit-telur/attachment/kerajinan-dari-kulit-telur-ayam/
Kulit telur ayam ternyata memiliki banyak manfaat. Salah satunya biasanya digunakan sebagai bahan kerajinan tangan. Tapi, tahukah Anda? Jika kulit telur justru memiliki banyak manfaat pada bidang lain. Mulai untuk mengusir dan mengendalikan hama, sebagai pupuk alami, hingga masalah pada saluran air. Penasaran? Mari kita bahas beberapa keajaiban dari cangkang telur.

Membasmi Hama Taman Rumah
Anda tentu sangat marah ketika hama seperti siput, kumbang, tikus, semut, dan beberapa hama lainnya merusak taman di rumah. Bahkan, ada beberapa juga yang merasa terganggu karena kehadiran mereka yang tak diinginkan atau diundang. Berikut merupakan cara membasmi hama pada taman rumah.
– Keringkan dan giling kulit telur.
– Giling untuk menghancurkannya menjadi bubuk atau serbuk.
– Taburkan bubuk kulit telur itu langsung pada hama yang ditemui di taman rumah.
Bubuk ini dapat mengusir dan membunuh beberapa jenis hama, seperti siput atau sejenis mollusca lainnya, keong, kutu, kumbang, tikus, kecoa, hingga semut. Jika terkena serbuk kulit telur tersebut, mereka akan langsung menggeliat. Bergerak untuk beberapa waktu, berputar dan terbalik hingga kemudian mati.

Membasmi Hama Tanaman
Suka merawat kebun atau mungkin bercocok tanam? Pasti Anda benci terhadap hama tanaman yang tiba-tiba merajalela. Berikut cara membasmi hama di taman.
– Taburkan bubuk kulit telur daun tanaman yang telah rusak diserang hama.
– Taburkan juga bubuk kulit telur di sekitar permukaan tanah tanaman.
– Jika terjadi hujan, taburi kembali bubuk tersebut untuk mengusir hama agar menjauh dari tanaman.
Mereka akan menjauh dari daun tersebut dan membunuh yang masih menempel di atas daun.

Mengendalikan Hama Tanaman
Cangkang telur mengandung kalsium yang dapat mengendalikan musuh utama tanaman seperti siput, hama putih dan beberapa jenis hama lain. Gunakan cangkang telur sebagai media untuk menumbuhkan tanaman dengan cara :
– Lubangi beberapa bagian cangkang telur, kemudian masukkan dalam tanah.
– Isi cangkang telur dengan tanah dan masukkan benih bunga, buah atau sayuran.
– Tanaman akan tumbuh subur tanpa diganggu oleh hama tanaman.
Hama biasanya tidak menyukai efek dan bau cangkang telur. Hal ini terjadi karena kulit telur memiliki lapisan kutikula yang merupakan lapisan terluar. Memiliki ketembalan 10 µm dan saluran pori, berfungsi melindungi telur dari kelembaban dan mikroorganisme, serta membantu pertukaran gas yang masuk kedalam telur.

Mengatasi Masalah Saluran Air yang Tersumbat
Terkadang kita sering mengalami masalah saluran air karena tersumbat sehingga mengganggu aktivitas kita. Seperti yang diketahui, penanganannya lazimnya dilakukan dengan cara menusuk-menusuk saluran air dengan menggunakan lidi atau sejenisnya agar kotoran-kotoran yang menyumbat dapat mengalir dengan lancar. Namun di sisi lain ada cara unik untuk melancarkan saluran air yang tersumbat dengan menggunakan kulit telur.
– Haluskan kulit telur sampai menjadi bubuk.
– Tuangkan dalam saluran yang tersumbat.
– Biarkan selama semalaman.
– Keesokan harinya, saluran air yang tersumbat sudah lancar kembali.
Untuk hasil yang maksimal, Anda juga bisa menambahkan sedikit cuka.

Pupuk
Kulit telur kaya akan kandungan kalsium. Sehingga dapat hancur dengan sendirinya dan menyebar di tanah, menjadi pupuk yang mengandung kalsium tinggi yang dibutuhkan oleh tanaman.
– Hancurkan cangkang sampai menjadi beberapa potongan kecil.
– Taburkan di area yang akan ditanami.
Cangkang telur mengandung berbagai macam jenis mineral. Anda dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.
– Hancurkan cangkang telur hingga menjadi lebih lembut.
– Masukkan cangkang telur ke dalam pot-pot kemudian tutupi dengan tanah
– Tanaman seperti buah, sayuran atau bunga bisa menjadi sangat subur.

Mencuci Buah dan Sayur
Apakah Anda ingin menghasilkan makanan yang higienis serta aman untuk kesehatan? Ya, mungkin cara ini sangat efektif bagi kaum wanita yang suka mengolah sayur-mayur dan buah-buahan. Selama ini, banyak orang yang berulang kali mencuci sayuran dan buah-buahan dengan menggunakan air. Ternyata, kulit telur memiliki khasiat untuk membersihkannya. Hebatnya, sayur dan buah-buahan tersebut tidak akan rusak, karena kulit telur mampu mengusir hama, seperti siput, lalat atau ulat.

*****

Informasi Penting :
Komposisi senyawa kimia pada cangkang telur ayam, yaitu : cangkang telur merupakan lapisan berkapur yang menyusun 9-12% dari berat telur total, sekitar 94% kalsium karbonat, 1% magnesium karbonat, 1% kalsium fosfat, dan 4% bahan organik terutama protein.
Ayo, kita gunakan bahan organik untuk keperluan sehari-hari! Selain aman, tentunya turut serta dalam pelestarian lingkungan. Dimana menggunakan bahan organik yang alami dapat terurai di lingkungan. Tak perlu takut khawatir merusak ekosistem alam atau habitat suatu makhluk hidup. Go green!

Re-post : dhianitha_12

Selasa, 28 Februari 2017

Penggunaan Obat

 http://lifestyle.okezone.com/read/2016/09/13/481/1487828/ini-bahayanya-obat-palsu-yang-belum-banyak-orang-tahu
Kita tidak pernah bisa lepas dari penyakit dan penggunaan obat dalam kehidupan sehari-hari. Berikut hal yang harus Anda perhatikan dalam penggunaan obat :
1. Waspada terhadap obat palsu yang beredar di masyarakat.
2. Gunakan atau minumlah obat sesuai dengan petunjuk pada etiket (resep dari dokter, aturan penggunaan obat, maupun tulisan pada bungkus obat).
3. Simpanlah obat di dalam wadah aslinya, letakkan di tempat kering dan sejuk serta hindari dari paparan sinar matahari (baik langsung maupun tidak langsung).
4. Tidak mencampur beberapa macam obat dalam satu wadah yang sama.  Maksudnya adalah obat luar (semacam obat oles) tidak disimpan dalam satu wadah dengan obat dalam (yang diminum), karena dapat menyebabkan keracunan.
5. Tidak memberikan obat Anda kepada orang lain, karena penyakit maupun kondisi setiap orang tidak/belum tentu sama.
6. Tidak minum obat bersama dengan minuman yang mengandung alkohol dan gas (soda).
7. Sebelum pemakaian obat sisa, periksa dahulu baik-baik sebelum digunakan atau diminum. Seperti tanggal kadaluarsa, bentuk fisik obat, segel atau label pada obat, dan lain sebagainya. Maksimal penyimpanan obat sisa adalah 3 bulan, lebih dari itu segera dibuang atau dimusnahkan.
8. Pastikan apotek tempat Anda membeli obat menjamin keaslian obat yang dijual kepada masyarakat.
9. Bila sakit masih berlanjut, segera ke dokter. 

*Sumber : Saran para dokter dan apoteker