Senin, 31 Juli 2017

Dukungan + Beli Karya = Apresiasi

http://marketeers.com/wp-content/uploads/2016/05/IXR0Hv_yekei44dydqaqupeqwqh.jpg
"Ciieee, ada yang baru publikasi karya nih! Mau dong karya kamu, tapi gratis ya. Kan kita sudah berteman lama, kok ya tega ngasih tarif ke teman sendiri?"

Menurutku 'spesies' seperti itu termasuk ke dalam golongan tukang palak, begal, rampok, bahkan preman. Bahasa asingnya "nodongan", sedangkan bahasa gaulnya "minta barang gratisan". Tapi, caranya halus sekali. Nah loh, kok ya tega sama teman sendiri seperti itu?

Berkarir di industri kreatif termasuk bukan perkara yang mudah, karena seseorang dituntut menjadi pribadi yang berkarya dengan ide anti mainstream. Mampu menangkap peluang yang ada dengan baik, tanpa menyinggung dan menyakiti pihak tertentu demi menjaga nama baik. Bahkan, setiap pekerjaan di muka bumi ini selalu memiliki sisi gelap maupun terangnya masing-masing. Ya, ada konsekuensi yang harus diterima oleh pelakunya. Jadi, lupakan persepsi "pekerjaan kamu tuh enak banget ya" hanya karena melihat "hasil akhirnya" saja.

Berbicara tentang kreativitas, membeli karya sang kreator itu sama seperti memberi apresiasi kepadanya. Lebih tepatnya memberi suntikan semangat. Layaknya vitamin yang memang sedang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Mengapa? Karena dengan membeli, kita sudah termasuk mendukung "keberadaan" sesuatu yang dihasilkan. Mengingat berkarya tak semudah membalikkan telapak tangan. Sedangkan si empunya (pasti) akan merasa bahagia, ketika ada seseorang membeli karyanya tanpa menawar dengan harga yang (terbilang cukup bahkan sangat) sadis. Ketahuilah, jika menghasilkan sesuatu bukan dilakukan tanpa modal alias gratis. Belum lagi hitungan "harga" tenaga yang telah dikerahkan, dicurahkan, maupun dikorbankan. Tapi, kreator sejati jarang menghitungnya. Karena dia menganggap berkarya adalah bagian dari perjuangannya, demi menuju kepuasan atas kinerja yang telah dilakukan dalam waktu sekian lama.

Berjanjilah kepada diri sendiri, mulai sekarang STOP minta GRATISAN kepada teman yang memiliki karya. Seharusnya, sebagai teman yang baik harus memberi harga selisih sedikit lebih mahal dari pasaran. Ya, beda tipis sekitar satu atau dua sen dari harga jual di pasar sangat berarti bagi mereka. Karena dengan begitu, hasilnya bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Apa ya kamu tega sama teman sendiri, mengemis secara terselubung?

Yuk, kasih kawan kita "suplemen makanan" agar lebih "gesit" dalam berkarya!

Karena pada hakikatnya, memberi lebih baik daripada meminta (baca : lebih baik tangan di atas daripada di bawah).

1 komentar: