Ternyata benar apa kata guru-guruku, khususnya guru agama.
Dunia maya hanya akan melihat kita dari sisi atau bagian yang terlihat
saja, sedangkan perjuangan di balik itu selalu terabaikan. Hal tersebut
bukan semata-mata beliau iri, tapi memang sudah terbukti nyata. Netizen
tidak peduli dari mana asal bahkan silsilah keluarga kita. Karena yang
mereka tahu adalah kamu termasuk golongan pantas untuk diajak bergaul.
Dimana standar keren, beken, kece, kekinian, dan sejenisnya ditentukan
oleh sudut pandang yang begitu mudah dipoles. Foto kualitas baik beserta
deretan cerita sukses dibilang anak orang yang tajir, padahal si doi
sedang memanfaatkan sosial media sebagai lahan bisnis yang positif.
Sebaliknya, foto standar smartphone dengan background sesuai kemampuan
sering disindir, tidak mau mengakui kalau itu temannya, hingga tidak mau
bergaul dengan alasan takut ketularan miskin. Padahal kaya maupun
miskin tidak menular seperti penyakit, sehingga alasan semacam ini
sangat fiktif.
Belum lagi, kini semakin banyak pengguna sosial media yang
rela melakukan aksi konyol. Mulai melakukan "challenge" atau tantangan
berantai, foto di tempat yang tidak logis, hingga membuat vlog (video
blogger) di segala situasi tanpa memedulikan keselamatan jiwa mereka.
Tujuannya demi mendapat banyak korespondensi serta pujian dari netizen,
sehingga jumlah pengikut otomatis akan merangkak naik seiring
berjalannya kepopuleran seseorang. Sejatinya masyarakat kita memang
senang melakukan sensasi, sekali pun aksi kontroversi tersebut bisa
membunuhnya. Lalu, siapa yang rugi? Ya, sudah tentu dirinya sendiri.
Karena tak ada lagi yang bisa dilakukan sang admin, untuk terus
menghidupkan akun pribadinya.
Berkisah tentang suka maupun duka dari sosial media memang
tak pernah ada habisnya. Setiap detiknya selalu ada cerita di balik
setiap unggahan kontennya. Secara pribadi, aku masih merasa belum bisa
menjadi pengguna yang baik. Tapi, tidak menutup kemungkinan akan terus
belajar menjadi pemilik yang baik. Semoga kita termasuk golongan netizen
yang bisa memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya. Berteman di
dunia maya dan bersosialisasi secara nyata harus sama-sama OK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar